Saat itu bioskop cukup ramai, maklum hari sabtu. Saya memilih film Asih karena penasaran saja. Terakhir saya nonton film horor indonesia itu berjudul Kafir. Saya juga telah buat review-nya, ada di sini. Baiklah, dengan mengucapkan Bismillahiromanirohim, ini review-nya.
Film dibuka dengan adegan saat Asih belum menjadi hantu gentayangan yang menyeramkan, alias masih hidup. Suatu malam yang dingin, ditambah hujan deras, Asih malah asyik memandikan anaknya yang masih bayi. Orang tua mana yang nekat memandikan anaknya saat malam hari, ditambah saat hujan deras pula. Asihpun menyanyikan lagu kesukaan anaknya saat memandikannya, yaitu lagu dari Joshua Suherman. Diobok-obok.
"Diobok obok airnya diobok obok, ada ikannya kecil-kecil pada mabok, dingin-dingin dimandiin, nanti masuk angin"
Eh becanda deng, ini kan film hantu. Masa iya lagu Joshua diremix jadi lagu creepy macam lingser wengi. Bisa-bisa habis sudah lagu anak-anak. Bukan, tapi lagu ini yang dinyanyikan Asih saat memandikan anaknya:
"Dung indung kepala lindung, hujan di udik, di sini mendung, anak siapa pake kerudung, mata melirik kaki kesandung, aduh-aduh si anak manis, mandi di kali rambutnya basah, tidak sembayang tidak puasa, di dalam kubur mendapat siksa"
Dan perlahan-lahan, Asih menenggelamkan anaknya di dalam ember berisi air. Asih menangis, lalu meninggalkan jasad anaknya di dalam air. Asih kemudian pergi menuju sebuah pohon besar, kemudian sambil menangis tersedu-sedu di bawah rintikan hujan, Asih bunuh diri menggunakan sisir yang digesekkan ke bagian nadinya. Asih, meninggal dunia.
Film berlatar tahun 1980 ini kemudian mengisahkan sebuah keluarga kecil yang berisi sepasang suami istri dan juga satu mertua perempuan. Sang istri yang bernama Ita (Citra Kirana) tengah hamil dan bersiap menyambut kelahiran sang bayi sebulan lagi. Sang suami yang bekerja sebagai PNS bernama AA diperankan oleh Darius Sinatria. Keluarga ini sangat bahagia dan damai, sampai akhirnya, si Asih mulai muncul di rumah tersebut.
Sang mertua-lah yang pertamakali merasakan kehadiran sosok Asih. Asih yang datang sambil bernyanyi "dung indung kepala lindung" membuat si mertua sedikit ketakutan. Setelah sang mertua, sang istri, si Ita juga kebagian digangguin sama si Asih. Saat Ita merasakan hal-hal yang aneh, tiba-tiba dia melahirkan sebulan lebih awal dibanding waktu prediksi.
Saat sang bayi lahir, Asih semakin menjadi, Asih semakin meneror lebih sering keluarga ini. Bukan hanya mertua dan Ita saja yang diganggu, sang suami AA, juga ikutan digodain. Saya sebenernya sempat bingung dengan film ini, maksud si Asih menggangu keluarga ini apa sih? Tiba-tiba datang dan menganggu tanpa alasan, sangat tidak jelas.
Di pertengahan film, saya baru mengetahui tujuan Asih datang ke rumah itu untuk apa. Teryata, Asih menginginkan anak Ita dan AA. Saat sedang asyik menakut nakuti Ita di siang hari, Asih mendapat celah untuk mengambil anak Ita. Ita-pun histeris, teriak-teriak dan menangis. Hanya ada satu orang yang bisa membatu Ita dan AA mendapatkan anaknya kembali. Dialah Dukun desa sebelah. Dikenal tokcer dalam mengusir segala hantu, dedemit dan sebangsanya. Si dukun kemudian datang dan kemudian mulai menjalankan tugasnya sebagaimana dukun pada umumnya, yakni menjampi-jampi beberapa sudut rumah. Lalu, si dukun mengajak AA untuk pergi berdua ke pohon besar, dimana Asih dulu bunuh diri. Di sana AA diminta untuk Adzan oleh dukun. Dan jeng jeng jeng, sang bayi tiba-tiba ada di balik pohon dengan kondisi sehat.
AA dan si dukun-pun tiba di rumah, AA lalu memberikan bayinya kepada Ita yang sedang menunggu di kursi goyang. Ita yang berbalut mukena itu, saat diterawang oleh dukun, ternyata bukanlah Ita, melainkan Asih yang merasuki badan Ita. Ita yang sedang berada dibawah pengaruh Asih, kemudian ingin meneggelamkan sang bayi di bak mandi, sebagaimana yang dilakukan Asih dulu terhadap bayinya. Usut punya usut, waktu dulu Asih membunuh anaknya itu, karena anak itu adalah hasil hubungannya dengan pria yang tak mau tanggung jawab. Kemudian Asih diusir dari kampung dan kedua orang tuanya tak ingin mengakuinya sebagai anak lagi. Begitulah kisah Asih.
Sekarang kembali ke drama Ita yang kesurupan hantu Asih ingin membunuh si bayi. Si dukun lalu dengan tanggap menceramahi Asih agar tak membunuh bayi itu dan juga keluar dari badan Ita, saya pikir si Asih bakal bodo-amat-in perkataan si dukun itu, tapi tenyata Asih nurut, lho, dan keluar dari badan Ita. Lalu tebak apa yang terjadi, film berakhir. Asih udah cabut ke alam asalnya.
Keseluruhan cerita ini aneh menurut saya. Ngga jelas. Ngapain coba, tiba-tiba si Asih datang ke rumah orang yang ga ada hubungannya sama dia. Mending kalo datengnya malam-malam, seperti setan-setan pada umunya. Ini ngga kenal waktu. Pagi, siang, sore Asih dateng. Ganggu orang. Lalu apa tujuan si Asih sih? Mau bunuh anak orang? Ngapain dia nyari-nyariin anaknya lagi? Kan secara sadar udah dia bunuh. Kenapa Asih ngga membunuh cowok yang udah hamilin dia aja? Kaya Suzzana, menghabisi orang-orang yang merusak kebahagiaan dia. Jadi orang bisa respect sedikit. Asih ini karakter hantu kurang piknik. Harusnya dia banyak belajar dari hantu Suzzana. Yang gangguin orang-orang jahat, bukannya malah orang yang gatau apa-apa. Apalagi sampe mau bunuh anak orang, sedangkan dia sendiri juga ngebunuh anaknya, lalu bunuh diri. Asih ini harusnya mikirin siksa apa yang bakal dia dapet di akhirat, bukannya malah nambah dosa lagi di dunia dengan nakut-nakutin orang. Duh, Asih, kamu ini setan macam apa sih?!
rating: 6/10
-sabrunahutajulu-
Film dibuka dengan adegan saat Asih belum menjadi hantu gentayangan yang menyeramkan, alias masih hidup. Suatu malam yang dingin, ditambah hujan deras, Asih malah asyik memandikan anaknya yang masih bayi. Orang tua mana yang nekat memandikan anaknya saat malam hari, ditambah saat hujan deras pula. Asihpun menyanyikan lagu kesukaan anaknya saat memandikannya, yaitu lagu dari Joshua Suherman. Diobok-obok.
"Diobok obok airnya diobok obok, ada ikannya kecil-kecil pada mabok, dingin-dingin dimandiin, nanti masuk angin"
Eh becanda deng, ini kan film hantu. Masa iya lagu Joshua diremix jadi lagu creepy macam lingser wengi. Bisa-bisa habis sudah lagu anak-anak. Bukan, tapi lagu ini yang dinyanyikan Asih saat memandikan anaknya:
"Dung indung kepala lindung, hujan di udik, di sini mendung, anak siapa pake kerudung, mata melirik kaki kesandung, aduh-aduh si anak manis, mandi di kali rambutnya basah, tidak sembayang tidak puasa, di dalam kubur mendapat siksa"
![]() |
poster fim Asih. Sumber: imdb |
Film berlatar tahun 1980 ini kemudian mengisahkan sebuah keluarga kecil yang berisi sepasang suami istri dan juga satu mertua perempuan. Sang istri yang bernama Ita (Citra Kirana) tengah hamil dan bersiap menyambut kelahiran sang bayi sebulan lagi. Sang suami yang bekerja sebagai PNS bernama AA diperankan oleh Darius Sinatria. Keluarga ini sangat bahagia dan damai, sampai akhirnya, si Asih mulai muncul di rumah tersebut.
Sang mertua-lah yang pertamakali merasakan kehadiran sosok Asih. Asih yang datang sambil bernyanyi "dung indung kepala lindung" membuat si mertua sedikit ketakutan. Setelah sang mertua, sang istri, si Ita juga kebagian digangguin sama si Asih. Saat Ita merasakan hal-hal yang aneh, tiba-tiba dia melahirkan sebulan lebih awal dibanding waktu prediksi.
![]() |
Ita dan AA. Sumber: imdb |
Di pertengahan film, saya baru mengetahui tujuan Asih datang ke rumah itu untuk apa. Teryata, Asih menginginkan anak Ita dan AA. Saat sedang asyik menakut nakuti Ita di siang hari, Asih mendapat celah untuk mengambil anak Ita. Ita-pun histeris, teriak-teriak dan menangis. Hanya ada satu orang yang bisa membatu Ita dan AA mendapatkan anaknya kembali. Dialah Dukun desa sebelah. Dikenal tokcer dalam mengusir segala hantu, dedemit dan sebangsanya. Si dukun kemudian datang dan kemudian mulai menjalankan tugasnya sebagaimana dukun pada umumnya, yakni menjampi-jampi beberapa sudut rumah. Lalu, si dukun mengajak AA untuk pergi berdua ke pohon besar, dimana Asih dulu bunuh diri. Di sana AA diminta untuk Adzan oleh dukun. Dan jeng jeng jeng, sang bayi tiba-tiba ada di balik pohon dengan kondisi sehat.
![]() |
AA, Ita, Mertua. Sumber: imdb |
Sekarang kembali ke drama Ita yang kesurupan hantu Asih ingin membunuh si bayi. Si dukun lalu dengan tanggap menceramahi Asih agar tak membunuh bayi itu dan juga keluar dari badan Ita, saya pikir si Asih bakal bodo-amat-in perkataan si dukun itu, tapi tenyata Asih nurut, lho, dan keluar dari badan Ita. Lalu tebak apa yang terjadi, film berakhir. Asih udah cabut ke alam asalnya.
Keseluruhan cerita ini aneh menurut saya. Ngga jelas. Ngapain coba, tiba-tiba si Asih datang ke rumah orang yang ga ada hubungannya sama dia. Mending kalo datengnya malam-malam, seperti setan-setan pada umunya. Ini ngga kenal waktu. Pagi, siang, sore Asih dateng. Ganggu orang. Lalu apa tujuan si Asih sih? Mau bunuh anak orang? Ngapain dia nyari-nyariin anaknya lagi? Kan secara sadar udah dia bunuh. Kenapa Asih ngga membunuh cowok yang udah hamilin dia aja? Kaya Suzzana, menghabisi orang-orang yang merusak kebahagiaan dia. Jadi orang bisa respect sedikit. Asih ini karakter hantu kurang piknik. Harusnya dia banyak belajar dari hantu Suzzana. Yang gangguin orang-orang jahat, bukannya malah orang yang gatau apa-apa. Apalagi sampe mau bunuh anak orang, sedangkan dia sendiri juga ngebunuh anaknya, lalu bunuh diri. Asih ini harusnya mikirin siksa apa yang bakal dia dapet di akhirat, bukannya malah nambah dosa lagi di dunia dengan nakut-nakutin orang. Duh, Asih, kamu ini setan macam apa sih?!
rating: 6/10
-sabrunahutajulu-
Comments
Post a Comment